Gunung Rajabasa berada di Kabupaten Lampung Selatan Provinsi Lampung merupakan salah satu gunung tertinggi ke 3 di Lampung. ketinggian Gunung Rajabasa 1300 MDPL. Di hari libur kemarin saya dan teman-teman CICAK (Comunitas Cinta Alam Kalianda) mendaki gunung rajabasa.
|
Desa Way Belerang |
|
|
|
|
|
|
Hari sabtu tanggal 25-26 april 2013 Kami berangkat dari Way Belerang, desa di kaki Gunung Rajabasa. Desa
ini berjarak 5 kilometer dari Kalianda, ibukota Lampung Selatan dan
dihuni warga suku Sunda.
Untuk mencapai puncak dibutuhkan waktu pendakian 6 sampai 8 jam dan
melewati 5 pos peristirahatan. Selama mendaki hingga Pos 1, dijumpai
banyak mata air. Jalan kaki dari Desa Way Belerang ke Pos 1 memakan waktu sekitar 2 jam.
Di kiri kanan jalur pendakian terdapat kebun cokelat, kopi dan
durian, milik warga.
|
Shelter |
Di sini banyak jalan menuju Pos I, jangan coba-coba naik tanpa di pandu warga di sana. sebab, risiko bisa tersesat. jangan terjebak dengan jalur yx biasa dilalui warga untuk menuju kebun mereka.
Salah memilih jalur, maka akan terjebak di jalur buntu sehingga pendaki
harus balik lagi. Selain menghabiskan waktu dan tenaga, peluang tersesat
juga besar sekali.
Sampai di Pos 1, kami membersihkan diri di mata air yang jernih, memasak
dan makan siang di sini. Stamina harus dipulihkan setelah berjalan kaki 2 jam karena medan selanjutnya makin berat.
Menuju Pos 2 jalur cukup jelas. Tetapi trekingnya kian terjal. Banyak
jalur yang tertutup pohon tumbang. Kebun warga sudah
tidak ada di sini. Semuanya vegetasi hutan yang rapat.
Beristirahat sekitar 10 menit, kami melanjutkan perjalanan ke Pos 3. Jarak dari Pos 2 ke Pos 3
sesungguhnya pendek, tetapi medannya makin berat. Jalur benar-benar
tertutup rapat oleh vegetasi.
Di sini udara makin dingin. Maklum saja, akibat lantaran cuaca tak bersahabat, hujan disertai angin dan mendung tebal. Jurang di sisi kanan dan kiri membuat pendaki wajib ekstra hati-hati
kalau mau selamat. Sementara jalurnya sempit, hanya cukup untuk pijakan
kaki. Tanahnya mudah runtuh. Kamipun beberapa kali mesti melompati
batang kayu tua dan licin yang roboh merintangi jalur.
Merasa cukup segar, kami meneruskan perjalanan ke Pos 4. Tetapi, lagi-lagi, jalurnya makin berat. Kami mesti
melalui trek di bibir kawah. Tidak ada benda kering di sepanjang
perjalanan menuju Pos 4. Tanah, batu, dan pohon, semuanya basah karena
hujan angin.
Sampai Pos 4, kami beristirahat sejenak untuk meluruskan kaki, yang lelah bukan
main akibat berjalan kaki hampir 5 jam. Jarak ke puncak sudah dekat,
sekitar 1 jam lagi. kami melanjutkan perjalanan karena cuaca semakin tak bersahabat, teman temanku terdiam membisu kedinginan, oleh karena itu kami lanjut jalan.
Persis pukul 18.00 WIB, sampailah kami di pos 5, saya dan teman teman beristirahat sejenak. arah ke puncak sudah dekat, sekitar 10 meter lagi ke puncak Gunung Rajabasa.
sayang sudah sampai di puncak, pemandangan kota dan pesisir kalianda tak keliahatan, di tutupi tembok kabut tebal.
Puncak ini tidak terlalu luas,
cukup untuk dipasang 3 tenda. Di puncak teman-teman yang lebih dulu
tiba, sudah mendirikan tenda. Malam itu kami bermalam di puncak.
Pagi tiba, cuaca pun msh belum bersahabat dengan kami, sesudah sarapan pagi kami menuju ke kawah Rajabasa. Kawah selebar 500 x 700 meter ini berupa danau berawa yang menjadi bukti
Gunung Rajabasa pernah meletus. Tetapi sampai sekarang tidak ada yang
tahu persis kapan erupsi itu terjadi.
Jalur yang licin semakin
sulit didaki lantaran hujan semalaman. Banyak Hewan atau binatang berbahaya yang perlu diwaspadai apabila anda ingin menuju ke kawah, sebut saja PACET. Di kawasan kawah ini banyak binatang penghisap darah. beribu ribu PACET tinggal di kawasan kawah ini.
Hari itu, hari yang menyebalkan bagiku, puluhan PACET menempel di sepatuku dan 5 PACET menggigit kakiku dan tubuhku. terasa gatal bila digigit hewan kecil penghisap darah itu.
Di kawah ini terdapat sebuah batu besar berbentuk persegi empat dengan
luas sekitar 2 x 2 meter. Orang-orang menyebutnya Batu Cukup. Disebut
demikian karena sebanyak apapun orang duduk di atasnya, selalu cukup.